Kisah Yesus memberi makan lima ribu orang merupakan kisah yang sangat terkenal dan tentunya sangat penting untuk diketahui sehingga dimuat dalam keempat kitab Injil. Tepatnya kisah tersebut tertulis dalam Injil Matius 14:13-31, Markus 6:32-44, Lukas 9:10-17 dan Injil Yohanes 6:1-15 yang menjadi bagian bacaan Injil Minggu ini. Tema Kebaktian Umum Minggu hari ini mengajak kita untuk memahami bahwa jalan cinta Yesus menjadi inspirasi agar kita mau peduli dan berbagi dalam kehidupan ini sehingga pemeliharaan Tuhan menjadi nyata dirasakan umat-Nya di dunia.
Melalui kisah Yesus memberi makan lima ribu orang tersebut, kita diajak untuk melihat dan memahami bahwa Tuhan Yesus menyatakan cinta dan kepedulian Allah kepada umat manusia secara holistik. Ia rindu menjamah dan memperbarui umat-Nya mulai dari yang paling esensi, yaitu hati mereka dengan berbagai pengajaran dan mukjizat kesembuhan, juga memenuhi kebutuhan dasar jasmaninya.
Di tengah segala keterbatasan dan kesulitan yang ada pada saat itu, Tuhan Yesus membuat mukjizat melalui kesediaan seorang anak yang memberikan 5 roti jelai dan 2 ikan lalu diberkati Tuhan Yesus. Juga melalui ketaatan para murid membagikan makanan yang telah diberkati itu hingga akhirnya cukup untuk memberi makan 5000 orang laki-laki tidak termasuk perempuan dan anak-anak, bahkan masih tersisa 12 belas bakul (Yohanes 6:9-13). Solidaritas dari seorang anak yang sering kali diremehkan, ternyata setelah diberkati Tuhan telah mengubah keengganan dan keraguan para murid pada saat itu (ay.7-8) sehingga menjadi takjub dan makin percaya kepada-Nya (ay.15). Kiranya kisah mukjizat tersebut semakin mendorong kepedulian hati kita untuk melihat kebutuhan orang lain sehingga dapat berkurban dengan ketulusan dan ketaatan.
Kita mesti bersyukur karena sudah merasakan dan menikmati kasih Yesus dan kepedulian-Nya yang begitu melimpah dalam kehidupan kita. Oleh karenanya, kita dipanggil untuk makin peduli dan mau berbagi sesuai dengan berkat yang telah kita punya, untuk menyatakan kasih Allah kepada sesama serta sebagai sarana pemeliharaan-Nya bagi dunia. Sekecil apapun kontribusi dan partisipasi kita, serahkanlah semuanya kepada Tuhan. Lakukanlah dengan ketulusan dan ketaatan kepada-Nya. Percayalah Ia akan memakainya menjadi saluran berkat bahkan mampu melipatgandakannya menjadi mukjizat untuk menyatakan pemeliharaanNya bagi dunia. Tuhan beserta kita senantiasa.
- Pdt. Adi Cahyono -