Tema Kebaktian Umum hari ini mengajak kita untuk menyadari bahwa segala kemegahan dunia ini akan runtuh pada waktunya. Oleh sebab itu sebagai orang beriman kita mesti hidup dalam kewaspadaan, ketenangan dan ketekunan dalam segala situasi dan keadaan kehidupan di dunia ini. Melalui bacaan Injil Markus 13:1-8 kita diajak untuk melihat bahwa Yesus mengingatkan murid-Nya bahwa segala kemegahan di dunia ini akan runtuh dan lenyap. Bangunan-bangunan yang megah dan kokoh, yang dianggap akan abadi, pada akhirnya akan hancur dan menjadi puing-puing. Hal ini membuka mata kita akan kerapuhan dunia fana ini dan mendorong kita untuk selalu memusatkan perhatian pada hal-hal yang kekal dan abadi.
Bait Allah di zaman Yesus merupakan bangunan yang didirikan oleh Zerubabel dan Ezra. Bangunan ini direnovasi dengan megah oleh Herodes pada tahun 20- 19 sM. Kemegahan Bait Allah membuat setiap mata terkagum-kagum. Bukan karena luas Bait Allah, melainkan lapisan lempengan emas yang menghiasi seluruh bangunan tersebut. Saat cahaya matahari menyinari bangunan itu, Bait Allah memantulkan cahaya keemasan yang menyilaukan mata. Bangunannya juga disusun dari batu-batu putih yang kokoh. Kemegahannya melampaui bangunan yang pernah dibangun oleh Salomo. Inilah yang menjadi kebanggaan orang-orang Yahudi.
Sebelumnya, Bait Allah dihancurkan oleh tentara Babilonia. Kemudian, Bait Allah dibangun kembali oleh Herodes, raja Romawi yang berkuasa di Yudea. Herodes membangun bukan karena ia berbakti kepada Allah, melainkan karena ia memiliki motif politik. Dengan membangun Bait Allah ia berusaha merebut simpati dan dukungan dari rakyat. Seorang murid Yesus menyatakan kekaguman kepadanya (ay.1). Namun, Yesus justru merespons mereka dengan menubuatkan kehancuran Bait Allah tersebut (ay.2). Kemudian ketika Yesus dan para murid berada di bukit Zaitun, mereka sampai pada suatu tempat yang memungkinkan melihat Bait Allah dengan jelas. Lalu para murid bertanya, kapan keruntuhan itu akan terjadi dan apa tanda-tandanya (ay.3-4) ?
Yesus lalu menyebutkan bahwa akan muncul mesias palsu, ada perang antar bangsa, kerusuhan, dan bencana alam sebagai tandatanda kedatangan-Nya kembali (ay.5-8). Bahkan para pengikut Yesus akan menghadapi penganiayaan, penangkapan, dan penderitaan karena iman mereka. Juga akan ada pengkhianatan antar sesama pengikut Kristus dan pertikaian yang memecah-belah para pengikut-Nya. Di tengah situasi seperti itu Yesus berpesan bahwa mereka harus tetap teguh dan setia pada iman mereka karena ada Roh Allah yang akan memampukan mereka menghadapi itu semua. Yesus juga berjanji bagi mereka yang bertahan sampai akhir yang akan diselamatkan dan menerima hidup kekal (ay. 9-13).
Peringatan Yesus tentang runtuhnya Bait Allah mengajak kita untuk tidak terlalu terpesona pada kemegahan dunia yang fana, melainkan memusatkan diri pada hal-hal rohani yang kekal. Kita sering kali terjebak dalam kekaguman pada hal-hal duniawi-kemegahan fisik, kekayaan, prestise, dan kekuasaan. Yesus mengingatkan kita bahwa semua hal ini bersifat sementara. Dalam menghadapi tantangan dan pergolakan, kita dipanggil untuk tetap waspada, setia, dan berharap pada Kristus sebagai sumber hidup yang abadi. Pesan ini mendorong kita untuk hidup dengan perspektif yang lebih luas, menjaga keseimbangan antara urusan duniawi dan kerohanian, serta mengarahkan hati dan pikiran kepada Kerajaan Allah yang kekal. Mari kita tidak hanya terpaku pada apa yang terlihat tetapi juga memperhatikan nilai-nilai kekal yang Tuhan kehendaki. Tuhan terus memberkati.
Pdt. Adi Cahyono