Majelis Jemaat

Rayon

Komisi

Kelompok Kerja

Indonesia memiliki sejarah panjang yang berliku dalam hal keharmonisan beragama. Tema Kebaktian Umum Minggu hari ini mengajak kita untuk menyadari bahwa sebagai gereja kita mesti mempunyai sikap iman yang inklusif dan toleran di tengah keberagaman hidup beragama di Indonesia, tanpa kehilangan sikap iman eksklusif.

Indonesia baru saja mendapat kunjungan Paus Fransiskus, pemimpin tertinggi bagi umat Katolik, tepatnya pada 3 - 6 September 2024 yang lalu. Salah satu agendanya yaitu bertemu dengan tokoh lintas agama di Indonesia yang dilakukan di masjid Istiqlal, Jakarta. Sebagaimana kita tahu, Kedatangan Paus dan kesediaannya berjumpa dengan tokoh lintas agama tersebut sebagai wujud nyata bahwa gereja bersikap toleran terhadap umat lainnya. Menteri Agama Indonesia, Yaqut Cholil Qoumas mengatakan kepada Reuters bahwa “Kunjungan Paus menjadikan Indonesia sebagai barometer perdamaian dan pilar toleransi” (www.idntimes.com).

Dalam bacaan Injil Markus 7:24-34, kita dapat melihat pengajaran Yesus tentang toleransi terhadap suku bangsa lain bahkan berbeda keyakinan yang biasa disebut kafir. Kota Tirus berada di pinggir laut dan merupakan bagian dari provinsi Fenisia. Orang-orang yang tinggal di kota itu adalah orang-orang Yunani. Yesus mau mengajarkan sesuatu kepada para murid dalam hubungan dengan orang non-Yahudi. Hal ini penting mengingat kecenderungan orang Israel untuk bersikap eksklusif yang membuat mereka melihat bangsa lain sebagai kaum yang lebih rendah. Perjumpaan Yesus dengan perempuan Siro-Fenisia melawan stigma tersebut. Tindakan Yesus bagi sang ibu dan anaknya menunjukkan bahwa kasih Allah terbuka bagi semua manusia apa pun latar belakang hidupnya. Orang berdosa sekalipun, jika ia datang kepada Tuhan dalam kerendahan hati dan kesadaran diri yang tulus (ay.28) akan diperkenan dan diberkati Tuhan. Perbuatan mukjizat yang pernah dibuat Yesus terhadap umat Yahudi kini dilakukan-Nya kepada orang-orang non Yahudi. Bagi Tuhan Yesus mereka pun domba-domba hilang yang perlu ditemukan, dihantar pulang, dan diselamatkan. Dengan demikian Yesus bersikap inklusif tetapi tanpa meninggalkan identitas dan tugas-Nya untuk menyatakan kasih Allah yang merengkuh, memulihkan dan menyelamatkan manusia dari segala suku, bangsa dan bahasa.

Agama Katolik masuk ke Nusantara melalui para misionaris Portugis di wilayah timur pada abad ke-16. Mereka rela menyeberang lautan, melintas daratan, dan meninggalkan segala sesuatu untuk mewartakan Injil. Kedatangan Paus Fransiskus ke Indonesia kali ini penuh dengan kesederhanaan, kepedulian dan keterbukaan. Beliau tidak menggunakan fasilitas yang mewah karena memilih menggunakan pesawat komersial dan fasilitas konsulatnya untuk menginap; Beliau juga tidak hanya menjumpai umat Katolik saja tetapi bersedia berjumpa secara khusus dengan semua kalangan agama di Indonesia untuk membicarakan perihal kemanusiaan dan perdamaian di Indonesia serta dunia; Juga ada agenda menyapa kaum marjinal yang membutuhkan perhatian dan sapaan kasihnya. Hal-hal tersebut sebenarnya yang dilakukan dan diajarkan Yesus sebagaimana dikisahkan dalam bacaan Injil Markus tersebut.

Kita pun dipercayakan Tuhan untuk terus mewartakan Injil kepada segala suku bangsa, khususnya bagi suku-suku di Indonesia yang belum mendengar Injil. Setiap orang, tidak peduli suku, ras, bahasa, dan bangsa memerlukan Tuhan Yesus. Mari kita menjadi bagian dari umat Tuhan yang mau mengabarkan Injil ke semua orang dan segala suku bangsa dengan bijaksana. Tuhan beserta kita senantiasa.

Pdt. Adi Cahyono

Keluarga Kristus Yang Menjadi Berkat

 

Sub Tema Tahun Pelayanan 2024 - 2025

Jadwal Kebaktian

Sekolah Minggu :
Minggu Pukul 09.00 WIB

Kebaktian Remaja :
Minggu Pukul 09.00 WIB

Kebaktian Pemuda :
Minggu Pukul 11.00 WIB

Kebaktian Lansia :
Jumat Pukul 10.00 WIB

Kebaktian Umum : 
Minggu Pukul 06.30 WIB
Minggu Pukul 09.00 WIB (Hybrid)
Minggu Pukul 17.00 WIB

Facebook GKI Delima

Download Buku HUT 40 Tahun

 

Download Warta Jemaat

 

Download Liturgi Kebaktian