Majelis Jemaat

Rayon

Komisi

Kelompok Kerja

Situasi sekitar yang permisif, ditambah kondisi keuangan yang kepepet bisa menjadi faktor kuat bagi terbentuknya mentalitas suka melanggar! Mentalitas itu bisa berwujud perilaku apa pun. Termasuk tidak punya rasa takut dan hormat kepada Tuhan. Selanjutnya, jika mentalitas itu menjadi perilaku sehari-hari, itu berarti pelanggaran sudah menjadi kebiasaan yang menyenangkan. Dalam keadaan demikian, seorang pelanggar tidak lagi bisa membedakan tangan kiri dan tangan kanan. Semua dianggap sama, semua cara boleh dilakukan demi mencapai kesenangan itu.

Demikianlah sekilas gambaran masyarakat yang dilayani Yohanes Pembaptis pada waktu itu (Lukas 3 : 1 – 20). Di tengah-tengah mentalitas demikian, Yohanes Pembaptis berjalan mewartakan Injil. Umat Israel diingatkan agar sadar dan kembali ke jalan Tuhan. Berita yang dibawa Yohanes Pembaptis adalah pertobatan. Pertobatan berarti berbalik dari perilaku tidak takut Allah, dan memusuhi sesama; menjadi hormat dan takut kepada Tuhan Allah. Dalam situasi kongkret, waktu itu, bertobat menurut Yohanes Pembaptis adalah berubah menjadi pribadi yang menghormati Tuhan Allah.

Apa arti hal itu? Pertama, menghindari pikiran bahwa menjadi keturunan Abraham sama dengan mendapat hak istimewa, dan boleh bertindak semaunya. Kedua, iman dan perbuatan tobat dilakukan dalam kehidupan sehari-hari seturut dengan hati yang takut dan hormat kepada Tuhan. Ketiga, menjauh dari pikiran berani melanggar hak orang lain. Keempat, Yohanes Pembaptis memberikan teladan kongkret, yaitu dengan jujur dan terbuka mengaku bahwa dirinya bukan Mesias, walau terbuka kesempatan untuk itu. Bertobat, kembali ke jalan Tuhan, berperilaku sepadan dengan pertobatan, dan keteladanan, semua itu adalah karya yang dihasilkan dari hati dan jiwa yang takut dan menghormati Tuhan Allah.

Penginjil Lukas lebih tandas mengemukakan bahwa pertobatan dan hidup baru karena diselamatkan Tuhan haruslah dilakukan dalam karya dan aktivitas sehari-hari. Orang yang telah menerima keselamatan, wajib menjadi penurut sabda Tuhan. Orang yang telah diselamatkan Tuhan harusnya punya perasaan tanggap dan peka terhadap penderitaan sesama.

Simpati dan empati disalurkan secara nyata dalam perbuatan dan ucapan yang mendatangkan kegembiraan dalam diri sesama sebagai buah dari pertobatannya yang nyata. Memanfaatkan tenaga, pikiran, dana dan waktu, untuk memperhatikan Tuhan, lewat karya kongkret bagi sesama. Itu semua bukan kegiatan dan aktivitas yang kosong, atau sekadar seperti pameran dari orang berada ke pada mereka yang tidak berada, tapi merupakan pancaran dari jiwa dan semangat orang beriman yang cinta Tuhan.

Selamat Mewujudkan Damai Sejahtera Allah di Bumi Pancasila.

(PAC)

*) Disadur dari bahan MAN-LPPS 2018

Keluarga Kristus Yang Menjadi Berkat

 

Sub Tema Tahun Pelayanan 2024 - 2025

Jadwal Kebaktian

Sekolah Minggu :
Minggu Pukul 09.00 WIB

Kebaktian Remaja :
Minggu Pukul 09.00 WIB

Kebaktian Pemuda :
Minggu Pukul 11.00 WIB

Kebaktian Lansia :
Jumat Pukul 10.00 WIB

Kebaktian Umum : 
Minggu Pukul 06.30 WIB
Minggu Pukul 09.00 WIB (Hybrid)
Minggu Pukul 17.00 WIB

Facebook GKI Delima

Download Buku HUT 40 Tahun

 

Download Warta Jemaat

 

Download Liturgi Kebaktian