Apa definisi bahagia menurut Anda? Bahagia biasanya identik dengan kaya, makmur, sukses, sehat, atau panjang umur. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kata bahagia diartikan sebagai keadaan atau perasaan senang dan tenteram (bebas dari segala yang menyusahkan); Sedangkan kata kebahagiaan diartikan kesenangan dan ketenteraman hidup (lahir batin); keberuntungan; kemujuran yang bersifat lahir batin.

Dalam Lukas 6:20-22 Yesus menyatakan bahwa orang yang miskin, lapar, dan dibenci orang adalah orang yang berbahagia. Mengapa demikian? Karena orang-orang seperti itulah yang mampu hidup dalam kerendahan hati dan kesadaran diri di hadapan Allah. Mereka yang miskin dan menderitalah yang cenderung mengandalkan penghiburan, pembelaan, kekuatan dan kecukupan yang dari Tuhan. Bagian firman Tuhan ini bukan menuntut kita untuk hidup menderita dan menghindari kekayaan atau kebahagiaan. Kita justru sedang diarahkan untuk sampai pada pemahaman tentang kebahagiaan yang sejati dan dituntun untuk mampu menikmati kebahagiaan itu. Itulah kebahagiaan yang timbul karena adanya kesadaran bahwa Tuhan adalah Sumber kehidupan.

Firman Tuhan dalam Lukas 6:17-26 mau menyampaikan pesan bahwa Yesus datang untuk membawa kebahagiaan sejati kepada umatNya. Namun, kebahagiaan macam apa yang Yesus berikan? Yesus mengajarkan bahwa kebahagiaan sejati bukan terletak pada kesehatan, kelepasan dari tekanan mental, atau pun kelepasan dari berbagai kebutuhan hidup sehari-hari. Kebahagiaan sejati adalah mengenal Allah dan kehendak-Nya, serta hidup di dalam ketaatan melakukan kehendakNya. Itu bisa disimpulkan dari ayat 20-23.

Dalam perikop Lukas 6:17-19 disebutkan bahwa orang banyak telah melihat kehebatan Yesus dalam hal menyembuhkan sakit penyakit, mengusir roh jahat, datang untuk mendapatkan kebahagiaan hidup. Namun, berikutnya Yesus menunjukkan kepada mereka hal yang lebih fundamental. Kemiskinan, kelaparan, dukacita karena dibenci dan ditolak, dan disalahmengerti, bahkan sampai kematian sekali pun tidak dapat menghilangkan sukacita kita karena mengetahui bahwa kita dikasihi Tuhan. Sebaliknya, seseorang boleh saja memiliki kekayaan, perut yang kenyang dan bisa tertawa puas karena puji-pujian palsu. Namun itu belum tentu akan menjadikannya berbahagia. Sesungguhnya, Tuhan mengatakan bahwa mereka adalah orang-orang nestapa, karena mereka tidak akan bisa menikmati kekayaannya, mereka akan kelaparan, berduka dan menangis dan mendapatkan pujian hampa yang tidak memberi mereka apa-apa.

Dengan demikian Kebahagiaan yang sejati adalah ketika seseorang dapat menikmati hidup yang Tuhan berikan saat ini dalam situasi dan keadaan apapun, karena kesadaran akan kehadiran Tuhan dalam hidupnya. Kebahagiaan itu terjadi bukan karena hidup sekarang sudah tidak ada penderitaannya lagi, tetapi dalam segala situasi dan keadaan yang sulit sekalipun mereka dapat merasakan perjumpaan dengan Tuhan.

Tema minggu ini: "Memperjumpakan Allah" mengajak kita untuk terus mengupayakan perjumpaan dengan Allah. Perjumpaan ini melahirkan penguatan harapan akan kebahagiaan. Pada saat yang sama. kita perlu memperjumpakan Allah bagi mereka yang kehilangan harapan dengan Allah Yang Baik yang siap menolong umatnya. Sehingga mereka akan tahu dan termotivasi untuk tetap menaruh percaya pada Allah. Marilah kita menjadikan kebahagiaan kita untuk melayani orang lain agar turut merasakan perjumpaan dengan Tuhan dan mereka juga memiliki kebahagiaan sejati dan melaluinya Allah dipermuliakan.

Pdt. Adi Cahyono, M.Si