Sejak manusia pertama jatuh dalam dosa, hidup manusia memiliki kecenderungan/bawaan (nature) untuk selalu berbuat dosa. Hidup dalam belenggu dosa dan lebih mencintai kegelapan dari pada terang merupakan hukuman yang seseorang alami akibat dosa-dosanya. Lalu dari hukum Taurat (sepuluh hukum Allah) kita juga menjadi tahu beragamnya dosa yang bisa dan sering dilakukan bahkan diulangi dalam kehidupan sehari-hari. Diantaranya menipu, memfitnah, berbohong/saksi dusta, mengingini kepunyaan orang lain (iri-dengki), menduakan Allah, dst. Tidak ada seorang pun yang mampu berusaha sendiri untuk bebas dari dosa dan menerima pengampunan serta hak masuk surga, kecuali melalui pertolongan Tuhan Yesus. Karena kasihNya, Allah "mengaruniakan" Anak-Nya sebagai korban penghapus dosa di atas kayu salib.